Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan (3)
Masalah Pendidikan di Indonesia
Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat. Pendidikan tidak lain merupakan proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek perilaku lainnya kepada generasi kegenerasi. Bagi masyrakat pendidikan diarapkan mampu menunjang kelangsungan dan proses kemajuan hidupnya. Agar masyarakat dapat melanngsungkan hidupnya dan eksistensinya yang memiliki nilai-nilai, pengetahuan, serta keterampilan.
Aktivitas pendidikan telah dimulai semenjak seorang individu pertama kali berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Sehingga pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat. Adapun masalah pokok pendidikan di Indonesia adalah ;
1. Masalah pemerataan pendidikan. Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan.
2. Masalah mutu pendidikan
3. Masalah efesiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan
4. Masalah relevansi pendidikan.[10]
C. Reaktualisasi Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pendidikan di Indonesia
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pergeseran paradigma pembangunan yang sentralistik ke desentralistik telah mengubah cara pandang penyelengggara negara dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemmbangunan. Pembangunan harus dipandang sebagai bagian dari kegutuhan masyarakat itu sendiri dan bukan semata kepentingan negara. Pembangunan seharusnya mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi perilaku dan sekaligus peneriima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pembanguan.
Penguatan masyrakat secara institusional bisa diartikan sebagai pengelompokkan anggota masyarakat sebagai warga negara mandiri yag dapat dengan bebas dan egaliter bertindak aktif dalam wacana dan praktis mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan pada umumnya.
Peran pemerintha sangat dominan dan peran msyarakat merupakn kewajiban. Penguatan pastisipasi masyarakat haruslah menjadi agenda pembangunan itu sendiri, terlebih dalam era globalisasi saat sekarang ini.Peran serta masyarakat harus lebih dimaknai sebagai hak masyarakat untuk ikut mengontrol agendabdan urutan prioritas pembangunan untuk dirinya atau kelompoknya. Oleh karena itu tidak akan dapat diterima jika ada kelompok mendikte dan kepentingannya dalam isi dan prioritas keputusan pembangunan.[11]
Titik pusat pesrhatian adalahke arah pemabngunan yang lebih berpihak kepada masyarakat. Individu bukalah sebagai objek melainkan sebagai subjek atau pelaku yang menentukan, mengontrol sumbber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya sendiri. Pembangunan yang memihak rakyat menekankan kepada pentingnya prakarsa dan perbedaan lokal.
Penyadaran diri masyarakat merupakan satu diantara argumen-ergumen yyang paling penting. Kesempitan pandangan an cakrawala rakyat diubah kearah suatu keinsyafan, perasaan, pemikiran, dan gagasan bahwa akan ada alternatif-alternatif jika dirinya terlibat langsung menyelesaikan masalah-masalahnya. Bentuk aktualisasi dan pernyataan penyadaran diri masyarakat secara klektif dapat berupa partisipasinya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebutuhan dirinya dan kelompoknya dalam komunitas yang melingkupinya.[12]
Musyawarah adalah merupakan pendekatan kultural khas indonesia yang dapat dimasukkan dalam proses eksplorasi kebutuhan dan identifikasi masalah. Musyawarah juga merupakan bentuk sarana untuk meningkatkan partisipasinya dan rasa memiliki atas keputusan dan rencana pembangunan. Musyawarah dapatmerupakan cara analisa kebutuhan dan tidak sekedar keinginan yang bersifat suoerfisal demi pemenuhan kebutuhan sesaat.[13]
Langkah lain dalam proses partispasi masyrakat adalah pembentukan keloompok. Melalui kelompok akan dibinna solidatitas, kerjasama, musyawarah, rasa aman dan percaya kepada diri sendiri. Salah satu cara yang efektif membentuk kelompok adalah melalui pendekatan kepentingan yang secara primordial. Pembentukan dan pengembangan kelompok masyarakat dapat dikatakan sebagai basis dan strategi pembangunan dari bawah. Dari kelompok-kelompok itu diharapkan akan timbul dinamika dari bawah.
Pada dasarnya, partisapasi masyarakat telah terjadi di sekolah dalam praktik penyelenggaraan musyawarah maupun penbentukan innstitusi lokal. Program-program sekolah berupa desain ke=urikulum dan pelaksanaannya kegitan-kegiatan kurikuler nonkurikuler sampai pada pengadaan kebutuhan sumber daya untuk suatu sekolah agar dapat berjalan lancar, tampaknya harus sudah mulai diberikan ruang partisipasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Cara untuk menyalurkan partisipasi dapat diciptakan dengan berbagai variasi cara sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah atau komunitas tempat masyarakat dan lembaga pendidikan itu berada. Kondisi ini menuntu kesigapan para pemegang kebijakan dan manajer pendidikan untuk mendistribusikan peran dan kekuasaannya agar bisa menampung sumbangan partisipasi masyarakat.
Sumber: http://kafeilmu.com/2011/01/partisipasi-masyarakat-dalam-pendidikan.html
0 comments:
Posting Komentar